Antika beloved

Antika beloved
Assalamu'alaikum

Selasa, 07 Juni 2016

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Status Gizi Balita


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan                       : Status Gizi Balita
Sub Pkok Bahasan                 : Gizi Balita
Sub Sub Pokok Bahasan         : 1. Pengertian
                                                   2. Tujuan
                                                   3. Kebutuhan Gizi Balita
                                                   4. Kebutuhan Zat Gizi
Sasaran                                    : Balita
Hari/Tanggal                           : Senin/ 09-02-2015
Waktu                                     : 09.00-11.00
Tempat                                    : Posyandu Wringinsari
Penyuluh                                 : Mahasiswi Akbid dr. Soebandi Jember

I.    Analisa Situasi
a.       Analisa Fisik
Luas                             : 6x7 m
Penerangan                  : -
Tempat duduk             : Karpet
b.      Peserta
Jumlah                         : 16  Orang
Umur                           : 20 - 35 tahun
Tingkat Pendidikan     : SMP, SMA
Jenis Kelamin             : Perempuan
II.                Tujuan
a.       Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberi penyuluhan, peserta dapat memahami tentang pentingnya zat gizi balitas serta mampu memberikan makanan yang bergizi pada balitanya.
b.      Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu menjelaskan :
1.      Definisi dan fungsi gizi balita
2.      Macam-macam makana bergizi
3.      Akibat dari kurang gizi
III.             Metode
Ceramah tanya jawab

IV.             Media dan alat bantu
Leaflet

V.                Materi
Terlampir

VI.             Rencana Kegiatan
No
Tahap
Waktu
Kegiatan
Kegiatan Peserta
1.
Pembukaan
5 menit
-          Mengucapkan salam
-          Memperkenalkan diri
-          Menyampaikan pertanyaan lisan
-          Menyebutkan topik penyuluhan
-          Menjawab salam

-          Mendengarkan

-          Menjawab
2.
Isi
40 menit
-          Menyampaikan materi
-          Tanya jawab
-          Demonstrasi membuat
-          Membuat kesimpulan


-          menjawab
3.
Penutup
5 menit
-          Evaluasi
-          Tanya jawab
-          Salam penutup

-          Menjawab
-          Menjawab salam

VII.          Rencana Evaluasi
a.       Proses
·         Peserta terlihat antusias dalam mengikuti penyuluhan
·         Peserta kooperatif
b.      Hasil
·         Peserta dapat menjelaskan definisi dan fungsi gizi balita
·         Peserta dapat menyebutkan Macam-macam makanan bergizi
·         Peserta dapat mengetahui akibat dari kurang gizi
VIII.       Sumber
·         Referensi Kesehatan, 2008
·         Departemen Kesehatan RI, 2006





Status Gizi Balita

I.                   Pengertian
Status gizi itu pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak balita, aktifitas, pemeliharaan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit dan proses biologis lainnya di dalam tubuh.

II.                Faktor- Faktor
Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi kurang. Menurut UNICEF (2008) yaitu : (1) Kurangnya asupan gizi dari makanan (2) Akibat terjadinya penyakit infeksi. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu: (1) Faktor ketersediaan pangan (2) Perilaku dan pendidikan dalam pengolahan pangan dan pengasuhan anak; (3) Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2006), ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada balita, yaitu: (1) Keluarga miskin/ sosial ekonomi (2) Ketidaktahuan orang tua/ pengetahuan (3) Penyakit bawaan pada anak

III.             Pola Asuh
Adapun tipe-tipe pola asuh anak :
1)        Pola Asuh Permisif,
yaitu jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
2)    Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.
3)    Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua.

IV.             Klasifikasi dan Penilaian Status Gizi Balita
Membahas mengenai masalah gizi, dapat digolongkan menjadi empat bagian, yaitu :
1)    Gizi baik, yaitu keadaan gizi baik pada seseorang terjadi jika adanya keseimbangan jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (required) oleh tubuh yang ditandai dengan berat badan.
2)    Gizi kurang, yaitu keadaan tidak sehat (patologik) yang timbul karena tidak cukup makan dan konsumsi energy kurang selama jangka waktu tertentu. Berat badan yang menurun adalah tanda utama dari gizi kurang.
3)    Gizi lebih, yaitu keadaan tidak sehat (patologik) yang disebabkan kebanyakan makanan dan konsumsi energi yang lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh untuk  jangka waktu yang panjang. Kegemukan merupakan tanda awal yang biasa dilihat dari keadaan gizi lebih.
4)    Gizi buruk, yaitu suatu kondisi dimana seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karbohidrat dan kalori.

Penilaian status gizi dapat diukur secara langsung dan tidak langsung yaitu :
1)    Ststus gizi secara langsung
a)     Antropometri, secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
b)     Klinis, hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
c)      Biokimia, jaringan tubuh digunakan antara lain : darah, urine,dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
d)     Biofisik, penentuan gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
2)     Status gizi secara tidak langsung
a)    Survey konsumsi makanan, metode enentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi
b)    Statistic vital, pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan menganalisis data beberapa  statistic kesehatan angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
c)    Ekologi, bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

V.                Balita Bawah Garis Merah (BGM)
Balita adalah salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan.
Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada di bawah garis merah pada KMS Balita BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk. Akan tetapi, itu dapat menjadi indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah gizi.
.             

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Manfaat Fe


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan                       : Pentingnya FE
Sub Pkok Bahasan                 : Kebutuhan FE
Sub Sub Pokok Bahasan         : 1. Pengertian
                                                   2. Tujuan
                                                   3. Kebutuhan FE
Sasaran                                    : Ibu Hamil
Hari/Tanggal                           : 12-01-2016
Waktu                                     : 11.00 s/d selesai
Tempat                                    : Balai Desa Balet Baru
Penyuluh                                 : Mahasiswi Akbid dr. Soebandi Jember

I.    Analisa Situasi
a.       Analisa Fisik
Luas                             : 5x6 m
Penerangan                  : -
Tempat duduk             : Karpet
b.      Peserta
Jumlah                         : 17 orang
Umur                           : 18 - 35 tahun
Tingkat Pendidikan     : SD, SMP, SMA
Jenis Kelamin             : Perempuan



II.                Tujuan
a.       Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberi penyuluhan, peserta dapat memahami tentang pentingnya FE serta rutin mengkonsumsi FE
b.      Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu menjelaskan :
1.      Definisi dan kegunaan FE
2.      Macam-macam makanan yang mengandung FE
3.      Kebutuhan zat besi wanita hamil
III.             Metode
Ceramah tanya jawab

IV.             Media dan alat bantu
Leaflet

V.                Materi
Terlampir

VI.             Rencana Kegiatan
No
Tahap
Waktu
Kegiatan
Kegiatan Peserta
1.
Pembukaan
5 menit
-          Mengucapkan salam
-          Memperkenalkan diri
-          Menyampaikan pertanyaan lisan
-          Menyebutkan topik penyuluhan
-          Menjawab salam

-          Mendengarkan

-          Menjawab
2.
Isi
40 menit
-          Menyampaikan materi
-          Tanya jawab
-          Demonstrasi membuat
-          Membuat kesimpulan


-          menjawab
3.
Penutup
5 menit
-          Evaluasi
-          Tanya jawab
-          Salam penutup

-          Menjawab
-          Menjawab salam

VII.          Rencana Evaluasi
a.       Proses
·         Peserta terlihat antusias dalam mengikuti penyuluhan
·         Peserta kooperatif
b.      Hasil
·         Peserta dapat menjelaskan definisi dan kegunaan FE.
·         Peserta dapat menyebutkan macam-macam makanan yang mengandung FE
·         Peserta dapat mengetahui kebutuhan zat besi wanita hamil
VIII.       Sumber
·         Saifuddin. 2002





KEBUTUHAN ZAT BESI

1.Pengertian Tablet Fe
Adalah unsur pembentuk sel darah merah yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna
mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama kehamilan.
II. Fungsi zat besi/ FE
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim pertahanan tubuh.
III. Kebutuhan Zat Besi/ FE Pada Masa kehamilan
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata- rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001). Sumber lain mengatakan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg
lenyap ketika melahirkan.4 Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. 4Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itusebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapatmemperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum.
IV. Pemberian Tablet FE untuk mencegah anemia dalam kehamilan
Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr %/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia.
V. .Komponen dari Tablet Fe
a. Kebutuhan / dosis perhari
 tablet/hari yaitu 60 mg/hari
b.Kebutuhan / dosis selama hamil
Paling sedikit 90 tablet selama hamil
c.Waktu minum tablet zat besi
Sebaiknya diminum pada malam hari sebelum tidur, karena mengurangi efek mual yang akan timbul setelah ibu meminumnya
d.Cara minum tablet zat besi
Diminum dengan air putih/ air jeruk yang mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan
e.Bahan makanan yang menghambat penyerapan zat besi
Teh, susu, kopi tidak boleh diminum bersamaan dengan tablet Fe.
f.Penyimpanan Tablet zat besi
Simpan ditempat kering dan tidak terkena sinar matahari langsung atau dekat
dengan sumber panas dan setelah dibungkus dibuka ditutup kembali.
g.Efek samping tablet zat besi
Efek sampingnya mual,konstipasi, diare, tinja berwarna hitam kecoklatan.
h.bahan makanan yang mengandung zat besi
Sayuran yang berwarna hijau tua (bayam,kangkung, daun singkong,daun katuk, dsb), nabati : daging berwarna merah, telur, hewani : tahu, tempe.
i.Cara mengolah makanan sehingga zat besi yang
terkandung didalamnya tidak banyak yang hilang sayur dicuci, potong, dimasak jangan teerlalu matang.