SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok
Bahasan : Status Gizi Balita
Sub
Pkok Bahasan : Gizi Balita
Sub
Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian
2. Tujuan
3. Kebutuhan Gizi Balita
4. Kebutuhan Zat Gizi
Sasaran
: Balita
Hari/Tanggal
: Senin/ 09-02-2015
Waktu : 09.00-11.00
Tempat
: Posyandu
Wringinsari
Penyuluh
: Mahasiswi Akbid dr. Soebandi
Jember
I.
Analisa Situasi
a. Analisa
Fisik
Luas :
6x7 m
Penerangan : -
Tempat duduk : Karpet
b. Peserta
Jumlah : 16 Orang
Umur :
20 - 35 tahun
Tingkat Pendidikan :
SMP, SMA
Jenis Kelamin : Perempuan
II.
Tujuan
a.
Tujuan Instruksional
Umum
Setelah
diberi penyuluhan, peserta dapat memahami tentang pentingnya zat gizi balitas serta mampu memberikan makanan yang
bergizi pada balitanya.
b.
Tujuan Instruksional
Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu menjelaskan :
1.
Definisi dan fungsi
gizi balita
2.
Macam-macam makana
bergizi
3.
Akibat dari kurang gizi
III.
Metode
Ceramah
tanya jawab
IV.
Media dan alat bantu
Leaflet
V.
Materi
Terlampir
VI.
Rencana Kegiatan
No
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Kegiatan
Peserta
|
1.
|
Pembukaan
|
5
menit
|
-
Mengucapkan salam
-
Memperkenalkan diri
-
Menyampaikan
pertanyaan lisan
-
Menyebutkan topik
penyuluhan
|
-
Menjawab salam
-
Mendengarkan
-
Menjawab
|
2.
|
Isi
|
40
menit
|
-
Menyampaikan materi
-
Tanya jawab
-
Demonstrasi
membuat
-
Membuat kesimpulan
|
-
menjawab
|
3.
|
Penutup
|
5
menit
|
-
Evaluasi
-
Tanya jawab
-
Salam penutup
|
-
Menjawab
-
Menjawab salam
|
VII.
Rencana Evaluasi
a.
Proses
·
Peserta terlihat
antusias dalam mengikuti penyuluhan
·
Peserta kooperatif
b.
Hasil
·
Peserta dapat
menjelaskan definisi dan fungsi gizi balita
·
Peserta dapat
menyebutkan Macam-macam makanan
bergizi
·
Peserta dapat
mengetahui akibat dari kurang gizi
VIII.
Sumber
·
Referensi
Kesehatan, 2008
·
Departemen
Kesehatan RI, 2006
Status Gizi
Balita
I.
Pengertian
Status
gizi itu pada dasarnya adalah keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan
zat gizi yang diperlukan tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk anak balita,
aktifitas, pemeliharaan kesehatan, penyembuhan bagi mereka yang menderita sakit
dan proses biologis lainnya di dalam tubuh.
II.
Faktor- Faktor
Banyak faktor yang mengakibatkan
terjadinya kasus gizi kurang. Menurut UNICEF (2008) yaitu : (1) Kurangnya
asupan gizi dari makanan (2) Akibat terjadinya penyakit infeksi. Faktor lain
yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu: (1) Faktor ketersediaan
pangan (2) Perilaku dan pendidikan dalam pengolahan pangan dan pengasuhan anak;
(3) Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai. Menurut
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2006), ada 3 faktor penyebab gizi buruk
pada balita, yaitu: (1) Keluarga miskin/ sosial ekonomi (2) Ketidaktahuan orang
tua/ pengetahuan (3) Penyakit bawaan pada anak
III.
Pola Asuh
Adapun tipe-tipe pola asuh anak :
1)
Pola Asuh Permisif,
yaitu jenis
pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan
anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan
maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
2) Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola
pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan
membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau
tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal
yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.
3) Pola Asuh
Otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh
orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan
mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan
dan pengawasan yang baik dari orangtua.
IV.
Klasifikasi dan
Penilaian Status Gizi Balita
Membahas mengenai masalah gizi, dapat digolongkan menjadi
empat bagian, yaitu :
1) Gizi baik, yaitu keadaan gizi baik pada
seseorang terjadi jika adanya keseimbangan jumlah asupan (intake) zat gizi dan
jumlah yang dibutuhkan (required) oleh tubuh yang ditandai dengan berat badan.
2) Gizi kurang, yaitu keadaan tidak sehat
(patologik) yang timbul karena tidak cukup makan dan konsumsi energy kurang
selama jangka waktu tertentu. Berat badan yang menurun adalah tanda utama dari
gizi kurang.
3) Gizi lebih, yaitu keadaan tidak sehat
(patologik) yang disebabkan kebanyakan makanan dan konsumsi energi yang lebih
banyak dari yang dibutuhkan tubuh untuk jangka waktu yang panjang.
Kegemukan merupakan tanda awal yang biasa dilihat dari keadaan gizi lebih.
4) Gizi buruk, yaitu suatu kondisi dimana
seseorang dinyatakan kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status
nutrisinya berada di bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa
protein, karbohidrat dan kalori.
Penilaian status gizi dapat diukur
secara langsung dan tidak langsung yaitu :
1)
Ststus gizi secara langsung
a)
Antropometri, secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
b)
Klinis, hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
c)
Biokimia, jaringan
tubuh digunakan antara lain : darah, urine,dan juga beberapa jaringan tubuh
seperti hati dan otot.
d)
Biofisik, penentuan gizi secara biofisik adalah penentuan status gizi dengan
melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur
dari jaringan.
2)
Status gizi secara tidak langsung
a)
Survey konsumsi makanan, metode enentuan status gizi secara tidak langsung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi
b)
Statistic vital, pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistic kesehatan angka kematian berdasarkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya
yang berhubungan dengan gizi.
c)
Ekologi, bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
V.
Balita Bawah
Garis Merah (BGM)
Balita adalah salah satu periode usia
manusia setelah bayi sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua
sampai dengan lima tahun,atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia
24-60 bulan.
Balita dengan Bawah Garis Merah (BGM)
adalah balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada di bawah garis
merah pada KMS Balita BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk. Akan
tetapi, itu dapat menjadi indikator awal bahwa balita tersebut mengalami
masalah gizi.
.