SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Bahasan : Cara Menyusui yang Benar
Sub Pokok
Bahasan : Pemberian ASI
Sub-Sub Pokok
Bahasan : Mengetahui Cara Menyusui
yang Benar
Sasaran : Ibu Nifas
Ibu
Menyusui
Hari / Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Penyuluh : Antika
Nur Malasari
I.
Analisa
Situasi
a. Analisa
Fisik
Luas
:
Penerangan
:
Tempat
Duduk :
Peserta
Jumlah
:
Umur
:
Tingkat
Pendidikan :
Jenis
Kelamin :
II.
Tujuan
a.
Tujuan
Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan
ibu mengerti dan mampu melaksanakan bagaimana cara menyusui yang benar
b.
Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan
ibu mampu menjelaskan:
1. Pengertian
Menyusui
2. Manfaat
Menyusui
3. Cara
Menyusui yang Benar
III.
Metode
Ceramah Tanya Jawab, Demonstrasi
IV.
Media
dan Alat Bantu
Leaflet
V.
Materi
Terlampir
VI.
Rencana
Kegiatan
No.
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Kegiatan
Peserta
|
1
2
|
Pembukaan
Isi
|
5
menit
20 menit
|
-
Mengucap salam
-
Memperkenalkan diri
-
Menyebutkan topik
penyuluhan
-
Menyampaikan
pertanyaan lisan
-
Menyampaikan materi
-
Tanya jawab
-
Membuat Kesimpulan
-
Evaluasi
-
Tanya jawab
-
Salam penutup
|
-Menjawab salam
-Mendengarkan
-menjawab
-Menjawab
|
VII. Rencana
Evaluasi
a. Evaluasi
Proses
1.
Diharapkan kegiatan penyuluhan berjalan penyuluhan berjalan interaktif
2.
Peran serta aktif dan seluruh peserta
b.
Evaluasi aktif
1. Peserta mengerti maksud dari
Menyusui
2. Peserta mengerti manfaat
Menyusui
3. Peserta mempraktikkan cara
menyusui yang benar
SATUAN
ACARA PENUYULUHAN (SAP)
1.
Pengertian
Menyusui
adalah suatu proses alamiah, namun untuk mencapai keberhasilan menyusui
diperlukan pengetahuan mengenai teknik – teknik yang benar. Teknik menyusui
yang benar diperlukan bayi agar ibu merasa nyaman dan bayi dapat memperoleh
manfaat terbesar dari menyusui. Beberapa faktor kunci untuk menyusui secara
efektif, diantaranya :
1. Waktu
Menyusui
Menyusui suatu
kebutuhan, artinya ibu harus memberi ASI kepada bayi setiap kali ia lapar dan
bukan berdasarkan interfal yang teratur. Bayi yang sehat akan dapat mengosongkan
payudara yang satu sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak
teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2minggu kemudian.
2. Pelekatan
Pelekatan adalah istilah
yang digunakan untuk menyebut cara bayi menahan puting ibu dalam mulut. Ada 2
cara mengetahui apakah mulut bayi melekat puting ibu dengan benar atau tidak,
yaitu :
·
Jika bayi melekat
dengan benar, bibir bawah akan terlipat kebawah dan dagu akan mendekat ke
payudara. Lidah seharusnya ada dibawah payudara, areola dan puting menempel
pada langit-langit mulut bayi, posisi ini memungkinkan bayi menghisap seara
efisien.
·
Seluruh puting dan
areola berada dalam mulut bayi, posisi ini memungkinkan bayi menekan
sinus-sinus di bawah areola dan mengeluarkan ASI dari puting. Jika hanya puting
yang masuk ke mulut bayi, jumlah ASI yang dikeluarkan akan lebih sedikit dan
bayi harus menghisap lebih keras dan lebih lama untuk memuaskan rasa laparnya.
Berikut ini terdapat 5
penyebab utama pelekatan kurang baik, yaitu :
·
Menggendong bayi dalam
posisi kurang baik
·
Pemakaian baju yang
berlebihan
·
Bayi tidak siap menyusu
·
Penyakit, baik pada ibu
maupun pada bayi
·
Tidak cukup privasi
pada saat menyusui
2.
Manfaat Menyusui
Manfaat
menyusui pada anak :
a.
Melindungi bayi dari berbagai
penyakit
Kolostrum, cairan pra-susu yang
diproduksi ibu di tahap akhir kehamilan hingga beberapa hari pasca kelahiran,
kaya akan senyawa imunoglobin A (IgA). Senyawa ini mampu membentuk lapisan pelindung
di membran mukosa pada usus, hidung, dan tenggorokan bayi untuk melawan
berbagai penyakit. IgA juga diproduksi secara spesifik sesuai respon tubuh ibu
terhadap virus dan bakteri patogen tertentu sehingga sangat sesuai dengan
kondisi bayi.Ibu yang melahirkan secara prematur pun memproduksi ASI khusus
yang cocok untuk sang bayi. Susu ini mengandung komposisi mirip dengan
kolostrum yang dapat meningkatkan daya tahan tubuhnya, terutama pada 1 bulan
pertama setelah melahirkan. Berbagai penelitian menunjukkan
bahwa tingkat kejadian gangguan pernafasan bawah, virus perut, diare, infeksi
telinga, dan meningitis lebih rendah pada bayi yang diberi ASI. Begitu pula
dengan diabetes tipe 1, tipe 2, hipertensi, kolesterol tinggi, radang usus
besar, dan kanker.
b.
Melindungi bayi dari alergi dan
asma
Lapisan pelindung yang dibentuk IgA
juga bermanfaat untuk mencegah reaksi alergi pada bayi. Tanpa lapisan tersebut,
peradangan dapat terbentuk dan melemahkan dinding usus. Akibatnya, protein yang
tak tercerna dapat menimbulkan alergi dan masalah kesehatan lainnya. ASI juga lebih mudah dicerna oleh
bayi dibandingkan susu formula karena mengandung enzim yang membantu proses
pencernaan. Meski kandungan protein ASI lebih rendah daripada susu sapi,
seluruh protein dalam ASI dapat dicerna oleh bayi. Sedangkan sekitar setengah
protein dalam susu sapi akan terbuang dan berpotensi menimbulkan alergi. Bayi
yang diberi susu formula pun berpotensi lebih tinggi untuk menderita alergi dan
asma.
c.
Mencegah gangguan penglihatan
Studi di Bangladesh mengungkap bahwa
ASI sangat penting bagi perkembangan visual anak. Pemberian ASI eksklusif dapat
melindungi anak usia pra sekolah dari rabun ayam. Pasalnya, ASI merupakan
sumber utama vitamin A dalam 24 bulan kehidupan anak sehingga diperlukan untuk
mengoptimalkan penglihatannya. ASI juga memiliki antibiotik alami yang dapat
melawan infeksi mata.
d.
Meningkatkan kecerdasan bayi
Banyak penelitian menunjukkan kaitan
antara pemberian ASI dan perkembangan fungsi kognitif anak. Salah satunya,
lebih dari 17 ribu bayi diikuti perkembangannya dari lahir hingga berusia 6,5
tahun. Bayi yang diberi ASI eksklusif dan masih disusui setelahnya memiliki
peningkatan perkembangan kognitif yang lebih signifikan dilihat dari hasil tes
IQ dan tes intelegensi lainnya. Bayi prematur dengan berat badan
sangat rendah yang segera disusui dengan ASI juga mengalami peningkatan
perkembangan mental di usia 18 bulan dibandingkan bayi prematur lain. Hasil
lebih tinggi mereka dapatkan dalam tes lanjutan di usia 30 bulan. Mereka pun cenderung
lebih jarang masuk rumah sakit lagi karena infeksi pernafasan. Ikatan emosional antara ibu dan bayi
saat menyusui dianggap berkontribusi dalam meningkatkan kecerdasan otak
tersebut. Namun kandungan asam lemak dalam ASI-lah yang diduga memainkan peranan
terpenting.
e.
Mencegah obesitas pada anak
Pemberian
ASI dianggap sebagai salah satu cara yang tepat untuk mengurangi risiko
obesitas saat anak berajak remaja dan dewasa. Diungkap oleh American Academy of
Pediatric, efek paling kuat diperoleh anak yang mendapatkan ASI eksklusif.
Semakin lama bayi disusui, semakin kuat efek tersebut. Para ahli melakukan
analisis dari 17 penelitian yang diterbitkan dalam “American Journal of
Epidemiology” dan menyimpulkan beberapa alasan di balik kaitan ini. Pertama,
bayi yang disusui memiliki pola makan lebih sehat karena rasa lapar mereka
terpuaskan saat kecil. Kedua,
ASI memiliki insulin lebih rendah yang dapat menstimulasi pembentukan lemak
dibandingkan susu formula. ASI juga mengandung lebih banyak leptin, hormon yang
diyakini dapat mengatur nafsu makan dan lemak. Berat badan bayi dengan susu
formula pun cenderung meningkat lebih banyak di minggu pertamanya setelah
dilahirkan dibandingkan bayi yang diberi ASI.
f.
Menurunkan risiko sindrom kematian mendadak pada bayi
Sindrom
kematian mendadak pada bayi merupakan salah satu hal yang sangat ditakuti para orang tua. Berbagai
penelitian dilakukan untuk menyelidiki sindrom yang umumnya menyerang bayi di
bawah usia 1 tahun ini. Meski belum diketahui secara pasti penyebabnya, pusat
Disease Control and Prevention America menyarankan pemberian ASI untuk
menurunkan risiko SIDS. Penelitian
berskala besar di Jerman tahun 2009 lalu juga menyarankan hal yang sama. Para
ahli mengatakan bahwa pemberian ASI, baik eksklusif maupun tidak, berkaitan
dengan rendahnya kejadian SIDS. Mereka menyimpulkan bahwa pemberian ASI
eksklusif di usia 1 bulan dapat menurunkan risiko SIDS hingga setengahnya.
Sedangkan National Institute of Environmental Health Science mengatakan bahwa
risiko kematian bayi yang diberi ASI di umur 28 hari – 1 tahun lebih rendah 20%
daripada mereka yang tidak.
Manfaat
menyusui pada Ibu :
a.
Menurunkan risiko stress dan depresi Ibu pasca melahirkan
Dari
kajian yang dilakukan pada 9 ribu abstrak lebih, NIEHS menyimpulkan bahwa
wanita yang tidak memberikan ASI atau berhenti menyusui lebih awal memiliki
risiko lebih tinggi untuk menderita depresi pasca melahirkan. Pasalnya,
menyusui dapat merangsang pelepasan hormon prolaktin dan oksitosin yang
berperan dalam relaksasi.
Wanita
menyusui memiliki kadar oksitosin sebesar 50%, sedangkan wanita yang memberikan
susu formula hanya memiliki 8%. Tekanan darah mereka pun lebih rendah saat diajak
berbicara tentang masalah pribadi yang membuat mereka tertekan. Oksitosin juga
membantu pelepasan ASI dan kontraksi uterus sehingga risiko pendarahan pasca
melahirkan lebih rendah.
b. Menurunkan risiko kanker
Penelitian
menunjukkan jika menyusui selama 4 hingga 12 bulan diduga dapat menurunkan
risiko terkena kanker payudara sebanyak 11%. Jumlah ini meningkat hingga 25%
pada ibu yang menyusui selama 24 bulan. Belum diketahui faktor pasti dibalik
perlindungan ini, namun diduga karena adanya perubahan struktural di jaringan
payudara saat menyusui dan penekanan jumlah estrogen yang diproduksi tubuh oleh
laktasi. Penekanan estrogen ini juga diperkirakan terkait dengan penurunan
risiko kanker ovarium. Bayi
perempuan yang diberi susu formula pun memiliki risiko kanker payudara lebih
besar saat mereka dewasa. Angkanya bahkan terpaut 25% dari bayi yang diberi ASI
baik untuk kanker payudara premenopause maupun pasca menopause.
c. Membakar kalori lebih banyak
Menyusui
membantu ibu menurunkan berat badannya lebih cepat pasca melahirkan.
Diperkirakan ada 500 kalori tambahan yang terbakar setiap harinya saat Anda
menyusui. Ibu yang memberikan ASI baik eksklusif maupun tidak mengalami
penurunan lingkar pinggul dan berat badan secara signifikan 1 bulan setelah
melahirkan dibandingkan ibu yang hanya memberikan susu formula. Anda pun tak perlu
khawatir menyusui akan membuat payudara kendor. Karena banyak dokter bedah
plastik sepakat bahwa faktor usia, gravitasi, genetik, berat badan, dan gaya
hiduplah yang lebih berpengaruh dibandingkan menyusui.
d. Alat kontrasepsi alami
Pemberian
ASI eksklusif bisa menjadi metode kontrasepsi alami selain sistem kalender.
Namun sang ibu harus aktif menyusui selama setidaknya 1 jam sehari selama 6
bulan dan tidak memberikan makanan tambahan apapun. Jika masing-masing periode
menyusui berlangsung selama 10 menit, maka ibu harus memberikan ASI sebanyak 6
kali sehari. Saat ibu sering menyusui, tubuh akan memproduksi lebih banyak
hormon prolaktin. Hormon ini mampu menekan ovulasi sehingga dapat menunda masa
subur.
3.
Cara Menyusui yang Benar
g.
sebelum menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting
susu.
h. bayi
diletakkan menghadap perut ibu / payudara.
·
Ibu duduk atau
berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki
ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
·
Bayi dipegang dengan
satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh terngadah dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.
·
Satu tangan bayi
diletakkan dibelakang badan ibu da yang satu didepan.
·
Perut bayi menempel
pada ibu, kepala bayi menghadap payudara ( tidak hanya mebelokkan kepala bayi
).
·
Telinga dan lengan bayi
terletak pada satu garis lurus.
·
Ibu menatap bayi dengan
kasih sayang
c. Payudara
dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawah. Jangan
menekan puting susu atau areolanya saja.
d. Bayi
diberi rangsangan untuk membuka mulut ( rooting reflex ) dengan cara :
·
Menyentuh pipi dengan
puting susu.
·
Menyentuh sisi mulut
bayi.
e. Setelah
bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan
puting serta areola dimasukkan kemulut bayi :
·
Usahakan sebagian besar
areola dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah
langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI yang terletak dibawah areola.
Setelah
bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disanggah lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar